Adsense Indonesia

Thursday, January 14, 2010

ZUHUD, Apa dan Mengapa?

 Oleh: Zul Fahmi, 2 Oktober 2009

I. PENGERTIAN

A. Menurut bahasa adalah
1. Lawan kata dari menyenangi,
2. Meninggalkan sesuatu dan berpaling darinya,
3. Berpalingnya kecintaan terhadap sesuatu kepada yang lebih baik darinya
4.Berpaling dari sesuatu untuk membebaskannya, menghinakannya, dan mengangkat keinginan darinya
B. Menurut istilah adalah tak tergantungnya keinginan hati dan jiwa dengan kenikmatan kehidupan dunia, kegemerlapannya dan keindahannya.

II. DALIL-DALIL TENTANG ZUHUD

A. Al Qur’an
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا {16} وَاْلأَخِرَةُ خَيْرُُوَأَبْقَى {17}
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. (QS. Al A’la :16-17)

مَاكَانَ لِنَبِيٍّ أَن يَّكُونَ لَهُ أَسْرَى حَتَّى يُثْخِنَ فيِ اْلأَرْضِ تُرِيدُونَ عَرَضَ الدُّنْيَا وَاللهُ يُرِيدُ اْلأَخِرَةِ وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ {67}
Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al Anfal: 67)

فَخَرَجَ عَلَى قَوْمِهِ فِي زِينَتِهِ قَالَ الَّذِينَ يُرِيدُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا يَالَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَآأُوتِىَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ {79}
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar". (QS. Al Qoshos : 79)


أَلَمْ تَرَإِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقُُ مِّنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا الْقِتَالَ لَوْلآَ أَخَّرْتَنَآ إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ قُلْ مَتَاعُ الدُّنْيَا قَلِيلُُ وَاْلأَخِرَةُ خَيْرُُ لِّمَنِ اتَّقَى وَلاَ تُظْلَمُونَ فَتِيلاً {77}
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (QS. An-Nisa :77)

اللهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَآءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَاالْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي اْلأَخِرَةِ إِلاَّ مَتَاعٌ
Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (QS. Ar Ro’du : 26)


وَقَالَ الَّذِي ءَامَنَ يَاقَوْمِ اتَّبِعُونِ أَهْدِكُمْ سَبِيلَ الرَّشَادِ {38} يَاقَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعُُ وَإِنَّ اْلأَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ {39}
Orang yang beriman itu berkata: "Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghofir : 38-39)

B. Al Hadits:

عَنِ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ شَدَّادٍ أَخِي بَنِي فِهْرٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ .
Dari al Mustaurid bin Saddad alfahri berkata, bersabda Rasulullah saw. : ”Tidaklah dunia dibanding dengan akherat kecuali seperti salah seorang darimu mencelupkan jarinya dilaut maka lihatlah apa yang tersisa (HR. Muslim)

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ قَالَ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا أَنَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِي اللَّهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبَّكَ اللَّهُ وَازْهَدْ فِيمَا فِي أَيْدِي النَّاسِ يُحِبُّوكَ
Dari Sahl bin Sa’din As Sya’idi berkata:”seorang lelaki datang kepada Nabi SAW dan berkata:”Wahai Rasulullah tunjukkan kepadaku amalan yang jika aku mengerjakannya maka aku akan dicintai Allah, dan dicintai manusia, maka beliau bersabda:”Zuhudlah didunia niscaya kamu akan dicintai Allah, Dan zuhudlah apa yang ada ditangan manusia niscaya kau akan dicintai oleh menusia (Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan lainnya )

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَهُ فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ فَقَالُوا مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قَالَ أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ قَالُوا وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ لِأَنَّهُ أَسَكُّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ (رواه مسلم)
Dari Jabir bahwa nabi SAW memasuki sebuah pasar dan manusia berada disekelilinganya dan dihadapkan seekor anak kambing tuli lagi mati, maka dihidangkannya dan diambil telinganya baliau bersabda:”Siapa darimu yang menginginkan ini dengan dirham? Mereka berkata kami tak menginnginkannya dan tak condong kepadanya. Beliau bersabda: “Apakah kalian mau itu untukmu? Demi Allah seandainya anak kambing itu hidup akan menjadi aib, karena ia tuli bagaimana pula dia sekarang mati?” Beliau bersabda:” Demi Allah, dunia itu lebih hina dihadapan Allah dibanding ini bagimu” (HR. Muslim)

III. PERKATAAN SALAF TENTANG ZUHUD

1. Berkata Abu Muslim Al Kholani,: Bukanlah kezuhudan di dunia itu dengan mengharamkan yang halal, dan membuang harta akan tetapi kezuhudan di dunia itu jika apa yang ada ditangan Allah lebih diyakini dari pada apa yang ada ditangannya, dan jika kamu terkena musibah kamu lebih berharap kepada pahalanya dan simpanan modal musibah itu.”
2. Berkata Fudhail bin Iyadl :
أَصْلُ الزُّهْدِ الرِّضَاعَنِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ
” Asli dari zuhud ialah ridlo kepada Allah azza wa jalla”.
3. Berkata Al Hasan :
”Orang yang zuhud itu jika melihat seseorang berkata dia lebih baik dariku”.
4. Berkata Wuhaib bin Al Warod:
الزُّهْدُ فِى الدُّنْيَا أَنْ لاَ تَأْسَى عَلَى مَا فَاتَ مِنْهَا وَ لاَ تَفْرَحْ بِمَا أَتَاكَ مِنْهَا
”Zuhud didunia itu kamu tidak putus asa terhadap apa yang hilang darinya dan tidak gembira terhadap yang datang padamu darinya”.
5. Sufyan bin Uyainah menjawab ketika ditanya tentang siapa yang zuhud di dunia:
مَنْ إِذَا َأنْعَمَ عَلَيْهِ شَكَرَ وَ إِذَا ابْتَلَى صَبَرَ
”Siapa yang diberi nikmat bersyukur dan jika diberi ujian bersabar”.
6. Berkata Sufyan Ats Tsauri:
الزُّهْدُ فِى الدُّنْيَا قِصَرُ الأَمَلِ لَيْسَ بِأَكْلِ الْغَلِيْظِ وَ لاَ لُبْسِ الْعَبَاءِ
”Zuhud di dunia itu memendekkan angan-angan, bukan dengan makan yang kasar, dan memakai pakaian yang tebal”.
7. Berkata Imam Ahmad: ”Zuhud di dunia memendekkan angan-angan” dan ai berkata di lain waktu: ”memendekkan angan-angan dan berputus asa terhadap apa yang ada di tangan manusia”.
7. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah :
تَرْكُ مَا لاَ يَنْفَعُ فِى الأَخِرَةَ
”Zuhud itu meninggalkan apa yang tidak bermanfaat di akherat “.
9. Berkata Ibnu Jalai: ” Zuhud adalah melihat dunia dengan picingan mata, maka dunia menjadi kecil di matamu, dan mudah bagimu berpaling darinya”.
10. Berkata Abu Sulaiman Ad Daroni :
تَرْكُ مَا لاَ يُشْغِلُ عَنِ اللهِ
”Zuhud adalah meninggalkan sesuatu yang menyibukkan dari Allah”.
11. Berkata Ruwaim Junaid: ”Zuhud mengecilkan dunia dan menghapus bekasnya dalam hati”.

IV. POTRET KEZUHUDAN RASULULLAH SAW.

Yahya bin Hakim bercerita padaku berkata Abu Dawud bercerita padaku Dia berkata: ”Saya diberitahu Amru bin Murrah dari Ibrahim dari Alqomah dari Abdullah berkata: ”Nabi SAW tidur di atas tikar maka membekas pada kulitnya, saya berkata: “Demi bapak dan ibuku ya Rasulullah, seandainya anda memberitahukan pada kami maka akan kami beri tempat tidur yang dapat melindungi anda.” Berkata Rasulullah SAW: ”Tidaklah aku dan dunia ini melainkan saya dan dunia ini seperti pejalan kaki yang berlindung dibawah pohon kemudian istirahat dan meninggalkannya.”
Baihaqi mengeluarkan dari Aisyah RA. Ia berkata: ”Masuk dirumahku wanita Anshor, dia melihat tempat tidur Rasulullah SAW dari selimut yang kusut, maka dia mengirimkan kepadaku tempat tidur dari wol, Rasulullah masuk dan bertanya:”Apa ini wahai Aisyah? Ia berkata:”Saya menjawab:”Wahai Rasulullah fulanah dari Anshor masuk dan melihat tempat tidurmu, maka dia pergi dan mengirimkan barang ini kepadaku. Rasul berkata: ”Kembalikan wahai Aisyah, demi Allah jika aku ingin maka Allah akan memberiku gunung emas dan perak.
Anas RA berkata:”Rasulullah SAW memakai kain wol yang ditambal, Anas berkata:”Rasulullah SAW makan makanan yang tidak enak rasanya dan memakai pakaian yang berwarna merah kehitam-hitaman yang kasar. Dikatakan pada Hasan Apakah al basa’ itu? Dijawab:’Gandum yang kasar.”
Dari Aisyah RA berkata: Diberikan kepada Rasulullah segelas susu dan madu, maka Rasulullah berkata: “Dua minuman dalam satu tempat dan dua darah dalam satu gelas ?!! Tidak ada keperluan bagiku padanya sesungguhnya saya tidak menginginkan untuk mengharamkannya akan tetapi saya membenci jika Allah menanyakan padaku tentang kelebihan dunia pada hari akherat saya tawadlu’ kepada Allah, barang siapa tawadlu’ kepada Allah maka Allah akan mengangkatnya dan barang siapa takabbur kepada Allah maka akan direndahkan, dan barang siapa sederhana akan dikayakan oleh Allah dan barang siapa yang banyak mengingat mati akan dicintai Allah

V. POTRET ZUHUD PARA SALAF

1. Abu Bakar Assidiq RA.
Al Bazzar mengeluarkan dari Zaid bin Arqom RA dia berkata:”Kami bersama AbuBakar RA dan kami memberinya air dan madu, tatkala beliau memegangnya menangislah tersedu-sedu sampai kami menyangka ada sesuatu padanya serta kami tidak menanyainya tentang sesuatu itu. Ketika telah reda tangisnya kami berkata:”Wahai kholifah Rasulullah SAW apa yang membuatmu menangis ini? Beliau menjawab: ”Ketika saya bersama Rasulullah SAW saya melihatnya menahan sessuatu untuk dirinya dan saya tak melihat sesuatupun maka saya bertanya:”Wahai Rasulullah apa yang saya lihat padamu, anda menahan sesuatu untuk diri anda dan saya tak melihat sesuatupun? Beliau bersabda: ”Dunia mendekat-dekat padaku maka aku berkata:”Jauhlah dariku, maka dunia berkata:”Sesungguhnya kamu tidaklah menyusulku,” berkata Abu Bakar: “Maka itu peringatan bagiku dan saya khawatir telah menyelisihi perintah Rasulullah SAW dan dunia mendatangiku.”
Ahmad mengeluarkan dalam kitab zuhud dari Aisyah RA berkata:”Abu Bakar RA meninggal tak meninggalkan dinar dan dirham, sebelumnya beliau telah mengambil uangnya kemudian disumbangkan kepada baitul mal.
Dari Ibnu Saad, dari Atho’ bin As Saaib berkata:”Ketika Abu Bakar lagi bai’at pagi-pagi dan diatas pundaknya kain bergaris dan dia pergi ke pasar, Umar bertanya: Mau kemana anda akan pergi? Dijawab :”Pasar” Umar berkata:” Anda mau berbuat apa sedangkan anda telah diserahi urusan kaum muslimin?! Dia menjawab: “Dari mana aku memberi makan keluargaku ? ...”
2. Umar bin Khottob RA
Para sahabat menginginkan untuk menambah gaji pada Umar namun Umar menolaknya .
Dari Al Hasan dia berkata: Umar bin Khottob RA berpidato selagi dia sedang menjadi kholifah sambil mengenakan mantel yang ada sepuluh tambalannya.
Ibnu Saad mengeluarkan dari Anas RA berkata:”Saya melihat Umar RA beliau waktu itu amirul mukminin sedang menjauhkan satu sho’ kurma, beliau memakannya sampai memakan kurma yang paling buruk.
3. Utsman bin Affan RA
Abu Nuaim mengeluarkan pada kitabnya Al Hilyah 1/60 dari Abdul Malik bin Syidad berkata:”Saya melihat Utsman bin Affan hari Jumat diatas mimbar, memakai mantel Adnani yang murah harganya yakni empat dirham atau lima dirham.
Dari Hasan ditanya tentang siapa yang sedang tiduran di masjid dijawab :”Saya melihat Utsman bin Affan RA sedang tiduran di masjid, beliau saat itu kholifah beliau bangun dan tikar membekas punggungnya maka dikatakan inikah amirul mukminin?! Inikah amirul mukminin.
Dari Syurohbil Bin Muslim Bahwa Utsman RA memberi makan manusia dengan makanan yang berasal dari pemerintah, dan beliau masuk rumah makan, cuka dan minyak.
4. Ali bin Abi tholib.
Ali bin Abi Tholib berkata:”Ketika aku menikahi Fatimah, aku dan dia tidak memiliki tempat tidur kecuali selembar kulit domba. Kami tidur diatas lembaran kulit itu pada malam hari dan kami melipatnya pada siang hari sebagai wadah air . aku tidak memiliki pembantu selain dirinya dia harus membuat adonan roti.
Ali bin Abi Tholib adalah sahabat yang paling zuhud sekalipun begitu dia memilki empat istri dan belasan wanita tawanan.
Ibnu Mubarok mengeluarkan dari Zaid bin Wahhab berkata: ”Ali RA keluar memakai mantel dan surban yang telah ditambal dengan potongan kain lalu ditanyakan padanya, dijawab oleh Ali Ra. Sesungguhnya aku memakai kain ini supaya jauh dari kebanggaan dan kesombongan dan lebih baik bagiku untuk sholat, dan sunnah untuk orang mukmin.
5. Abu Ubaidah bin Jarroh
Makmar berkata:”Ketika Umar datang kesyam disambut manusia dan pembesar-pembesarnya, berkata Umar :”mana saudaraku? Mereka berkata:” Siapa”? Dijawab: ”Abu Ubaidah” Mereka berkata: ”Sekarang dia datang, ketika dia datang Umar datang dan taanuk (Rangkulan leher) kemudian masuk rumahnya, maka Umar tidak melihat di rumahnya kecuali pedang, tameng dan panahnya.
6. Hasan bin Ali
Ia termasuk golongan orang zuhud walaupun memiliki banyak budak perempuan, mencintai perempuan dan menikahi banyak perempuan.
7. Said bin Musayyib
Said bin Musayyib berdagang minyak dan meninggalkan empat ratus dinar. Dia berkata:”Aku meninggalkannya untuk menjaga kehormatanku dan agamaku.
8. Abdullah bin Mubarok
Abdullah bin Mubarok adalah termasuk pemimpinnya para zahid yang mempunyai banyak harta dan membiayai haji ikhwan-ikhwannya dan mengembalikan uang yang dikumpulkan ikhwannya.
9. Uwais Al Qorny
Dari Asbah bin Zaid berkata:”Jika sore hari Uwais berkata malam ini untuk ruku’ maka ia ruku’ sampai pagi , dan jika datang sore hari ia berkata:Ini malam untuk sujud maka dia sujud sampai pagi dan jika datang sore hari dia sedekahkan kelebihan makanan dan minuman yang ada dirumahnya kemudian dia berkata, ”ya Allah barang siapa mati kelaparan janganlah hukum aku, dan barang siapa yang mati tidak berbaju jangan pula hukum aku.

10. Umar bin Abdul Aziz
Berkata Maimun bin Mihron: “Saya bersama Umar bin Abdul Aziz selama enam bulan aku tidak melihat selendangnya berganti-ganti, dia mencuci dari Jum’at ke Jum’at dan dikasih minyak zafaron.
11. Al Qosim bin Muhaimiroh
Berkata Al Qosim bin Muhaimiroh: ”Tak pernah terkumpul di meja makanku dua macam makanan sama sekali.”
Begitulah kezuhudan para salaf dalam hal makanan, pakaian, sampai pada pemerintahan atau jabatan yang terkenal pada salaf tentang kezuhudan dalam jabatan adalah Abdurohman bin Auf, Abu Dzar Al Ghiffari dan yang lain-lain yang tidak menginginkan jabatan. Itulah sekilas gambaran zuhud dari Rasulullah dan pengikut-pengikutnya. Mereka meninggalkan kehidupan dunia bukan karena mereka tidak mempu meraihnya tetapi semata-mata karena mengharapkan akherat nanti. Salah satunya yang diperoleh Nabi SAW pada setiap peperangan, diantaranya perang Hunain Nabi mendapat seperlima bagian kekayaan dari jumlah ghonimah yang terdiri dari jumlah tawanan musuh enam ribu orang onta berjumlah dua puluh empat ribu ekor kambing sejumlah empat puluh ekor lebih, logam perak berjumlah empat ribu uqiyah.Belum lagi peperangan-peperangan yang lain dimasa Rasulullah sebanyak 68 kali, 28 kali dibawah pimpinan beliau langsung dan selebihnya dengan mengutus utusan-utusan. Tetapi walaupun demikian ketika Rasulullah SAW meninggal dunia baju besinya digadaikan untuk tanggungan hutangnya kepada seorang yahudi yang jumlah hutangnya berjumlah tiga puluh sok atau tujuh puluh lima kilogram gandum. Dan para sahabat beliau, kepada mereka telah didatangkan dunia dengan segala perhiasannya seolah-olah dunia datang memaksa agar mereka tergoda, namun dunia itu telah gagal memperdayakan mereka. Begitu pula generasi-generasi berikutnya yang gemilang.

VI. DERAJAT ZUHUD

1. Diantara manusia ada yang zuhud didunia sekalipun sebenarnya ia masih ada kesenangan dengan dunia. Namun ia tetap berusaha untuk tetap zuhud. Orang semacam ini dinamakan mutazahhid yaitu merupakan awal untuk zuhud
2. Zuhud didunia secara sukarela tanpa memaksakan dirinya untuk zuhud. Tapi ketika ia melihat zuhudnya maka justru malah berpaling, lalu merasa ujub terhadap dirinya. Dia melihat dirinya telah meniggalkan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang nilainya lebih besar darinya, seperti orang yang meninggalkan satu dirham untuk mendapatkan dua dirham, ini termasuk zuhud yang kurang.
3. Ini merupakan derajat zuhud yang paling tinggi yaitu zuhud dengan suka rela, benar-benar zuhud dalam zuhudnya. Dia tidak melihat dunia sebagai sesuatu yang tidak berguna, seperti orang yang meninggalkan sesobek kain perca untuk mendapatkan ganti mutiara, dia tidak melihatnya sebagai tukar tambah, dunia yang dibandingkan akherat lebih baik dari sesobek kain perca jika dibandingkan dengan mutiara. Ini merupakan gambaran kesempurnaan zuhud.

VII. PEMBAGIAN ZUHUD JIKA DIKAITKAN DENGAN SESUATU YANG DISENANGI.

Ada tiga derajat:
1. Zuhud untuk mendapatkan keselamatan dari siksa, selamat pada waktu hisab dan bencana yang akan dihadapi manusia. Ini adalah zuhudnya orang-orang yang takut.
2. Zuhud untuk mendaptkan pahala dan kenikmatan yang dijanjikan. Ini adalah zuhudnya orang-orang yang berharap. Mereka meninggalkan kenikmatan duniawi untuk mendapatkan kenikmatan ukhrowi
3. Ini zuhud yang tertinggi yaitu tidak zuhud untuk membebaskan diri dari penderitaan dan bukan untuk mendapatkan kenikmatan tetapi untuk bertemu dengan Allah. Ini adalah zuhudnya orang-orang yang berbuat kebaikan dan orang-orang yang berpengetahuan. Kenikmatan melihat Allah jika dibandingkan dengan kenikmatan jannah, seperti kenikmatan raja di dunia dan pemegang kekuasaan, dibandingkan kenikmatan dapat menguasai seekor burung atau mainan.

VIII. ZUHUD SEBAGAI KEBUTUHAN HIDUP
Kebutuhan hidup yang pokok ada tujuh macam :
Makanan, pakaian, tempat tinggal, perkakas, sarana untuk menikah, harta dan kedudukan. Inilah rinciannya :
1. Ketahuilah bahwa hasrat orang yang zuhud terhadap makanan sekedar yang dapat menghilangkan rasa lapar dan yang bisa menegakkan badannya dan bukan bermaksud mencari kenikmatan
2. Pakaian, orang zuhud mencukupkan diri dengan pakaian yang dapat melindungi badannya dari serangan hawa dingin dan panas serta menutup aurot. Tidak ada salahnya dia sedikit berhias agar keadaannya yang melarat tidak membuat dirinya menjadi buah bibir.
3. Tempat tinggal. Orang yang zuhud ada tiga macam dalam kaitannya dengan tempat tinggal. Yang paling tinggi adalah orang zuhud yang tidak menuntut tempat tinggal yang khusus bagi dirinya. Dia cukup puas berada dipojok-pojok masjid seperti Ashabus Shuffah. Yang pertengahan adalah orang zuhud yang menuntut tempat yang khusus bagi dirinya seperti gubug yang terbuat dari daun-daun kurma atau yang sejenis. Yang paling rendah adalah orang zuhud yang menuntut rumah permanen dan bilik khusus. Jika dia menuntut bangunan yang luas dan atapnya yang tinggi berarti dia sudah keluar dari batasan zuhud dalam masalah tempat tinggal
4. Perkakas rumah tangga. Orang zuhud harus membatasi diri pada tembikar, menggunakan satu bejana, makan dalam satu piring dan minum dengan piring itu pula. Siapa yang mempunyai banyak perkakas rumah tangga dan tinggi nilainya maka dia telah keluar dari batasan zuhud
5. Sarana pernikahan. Tidak ada maknanya bagi zuhud jika tidak mau menikah sama sekali, begitu pula tentang berapapun jumlah istrinya.
6. Harta adalah sangat penting dalam kehidupan ini. Orang zuhud sangat membatasi diri dalam masalah harta agar tidak terlalu menyita waktu namun begitu banyak orang-orang sholeh yang juga aktif berdagang dan sekaligus menjaga kehormatan dirinya dari hal-hal yang hina.
7. Kedudukan. Setiapa manusia harus memiliki kedudukan sekalipun hanya dihati pembantunya. Kesibukan orang zuhud dalam zuhudnya tentu akan mendatangkan kedudukan itu sendiri didalam hati. Karena itu dia harus waspada dari kejahatannya.

IX. TANDA-TANDA ZUHUD
Ibnu Mubarok berkata:”Zuhud yang paling utama ialah menyembunyikan zuhud. Untuk itu perlu diperhatikan tanda-tandanya:
1. Tidak boleh menmpakkan kegembiraan karena yang ada dan tidak boleh menampakkan kesedihan karena tidak ada. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hadid : 23. Ini merupakan tanda zuhud dalam kaitannya dengan harta.
2. Harus menyeimbangkan diri terhadap orang yang memuji dan mencelanya. Ini merupakan tanda zuhud dalam kaitannya dengan kedudukan.
3. Kebersamaannya hanya dengan Allah. Biasanya didalam hatinya ada kelezatan karena ketaatan.

X. KESALAHAN DALAM MEMAHAMI ZUHUD
Sebagian manusia salah dalam memahai zuhud, Mereka mengira bahwa Islam menyukai kefakiran bagi muslimin dan menyuruhnya untuk melebihkan dan mengutamakan hal tersebut. Tashowwur yang salah ini mengakibatkan mereka memutuskan keinginan untuk beramal dan menghasilkan serta memakmurkan dunia, mereka suka berada dipojok-pojok, ujung-ujung atau lorong, tempat pertapaan rahib dengan dalih menyendiri untuk beribadah dan mengutamakan amalan akherat, selanjutnya menjangkitlah penyakit malas dan selalu ingin istirahat serta penyakit tamak pada pemberian manusia dan pujiannya dan apa-apa yang mereka curahkan padanya dari makanan dan minuman.
Sebab kesalahan mereka adalah tidak melihat pada nash-nash yang satu sama lainnya saling melengkapi, mereka hanya menyandarkan dan mengandalkan nash-nash tentang zuhud di dunia dan enggan dalam memahaminya. Dan mereka tidak melihat pada nash-nash yang menganjurkan pada amal, bekerja, memakmurkan dunia, dan mengambil sebab-sebab kekuatan, dan nash-nash yang menganjurkan setelah itu untuk mencurahkannya pada jalan Allah setelah mencari hal-hal yang halal untuk zuhud di dunia mencari ridlo Allah.



XI. SASARAN DARI ZUHUD DI KEHIDUPAN DUNIA

1. Memotifasi seorang muslim untuk mencurah apa yang dimiliki dijalan Allah, berkorban dari kemewahannya, keindahannya, dan kelezatannya untuk mencari ridho Allah. Islam menyuruh untuk zuhud di dunia bukanlah menyuruh untuk meninggalkan amal dan kerja yang menghasilkan dan berbuah dan bukan pula menyuruh untuk fakir, lemah, kerendahan akan tetapi zuhud itu tarbiyah akhlaqiyah yang menjadikan seorang muslim kepada keutamaan dalam pencurahan dan pemberian, dan jauh dari bakhilan kikir dan hal-hal yang menyebabkan hitamnya hati, sombong, ujub, merasa tinggi dihadapan manusia, melampaui batas, dan lain-lain.
2. Islam menyuruh zuhud didunia untuk qona’ah pada pemberian Allah dalam rizqi, berpegang teguh terhadap yang diizinkan Allah dalam bekerja, dan tarbiyah kepada sikap menerima terhadap apa-apa yang ada ditangan manusia serta tidak tamak terhadap apa-apa yang dipunyai orang lain, dan tidak melihat padanya dengan rasa hasrat dan rasa ingin memilikinya.
3. Islam menyuruh zuhud didunia ini untuk mengalihkan hati orang mukmin dari ketergantungan terhadap sesuatu hal-hal keduniawiaan, kelezatannya dan kenikmatannya supaya menghadap akherat dan kecintaan Allah serta keriridloanNya sampai seorang mukmin memandang bahwa keridloan Allah didapat dengan mengosongkan dari tujuan-tujuan kehidupan dunia untuk tercapai keridloan Allah serta mengutamakan pahala-pahala akherat.
Wallahu A’lam bis Showab

Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

0 comments: on "ZUHUD, Apa dan Mengapa?"

Post a Comment